KawanNews.com - Ahli Kesehatan Reproduksi asal  Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Siswanto Agus Wilopo menjelasakan, Indonesia mengakhiri transisi demografi pertama dengan angka fertilitas total mendekati dua dan angka kematian yang rendah. Tahap selanjutnya akan terjadi transisi demografi kedua yang ditandai dengan terjadinya revolusi seksual dan reproduksi. Hal ini sangat banyak terjadi di usia dini atau remaja khusus nya di Indonesia.

Jelas Siswanto, revolusi ini semakin memperburuk kondisi bangsa Indonesia. Dan hal yang sangat membuat keburukan ini harus di hindari agar tidak memperburuk keadaan. Kelompok remaja dalam usia subur akan menghadapi revolusi seksual dan reproduksi dalam transisi demografi kedua.

Keburukan sikap seksual dan reproduksi tersebut, ujarnya, sudah mulai terjadi di beberapa kota besar di Indonesia. Sebab trend yang terjadi dalam usia remaja saat ini seks sudah menjadi hal yang biasa. Padahal hal ini belum di perbolehkan sebelum usia mereka masuki proses dewasa. Institusi publik dan masyarakat akan semakin sulit mengendalikan perilaku seksual dan reproduksi dalam era teknologi modern. Memang dampak buruk dari kemajuan teknologi di segala bidang adalah arus pergaulan yang di luar batas. Dan seks salah satu faktor yang sangat menjadi problema untuk remaja Indonesia saat ini.

Jelas Siswanto seperti dilansir dari situs web UGM jika saat ini banyak alat kontrasepsi yang seharus nya di jual tidak secara bebas. Sebab alat kontrasepsi seharus nya di jual hanya untuk kaum dewasa yang sudah memiliki pasutri. Namun sangat si sayangkan jika produk kontrasepsi seperti KONDOM misal nya. Sudah terjual secara bebas di toko modern dan toko kelongtong. Hal ini yang membuat tinggkat pelecehan sekssual di usia remaja menjadi sangat tinggi.

Siswanto menjelaskan, peredaran obat-obat kontrasepsi emergensi dan aborsi medis perlu pengendalian tepat dan ketat sehingga tidak akan memberikan dampak negatif yang lebih buruk. Sebab pelayanan teknologi kontrasepsi dan kesehatan reproduksi yang jatuh pada seseorang yang tidak profesional akan sangat membahayakan masa depan si remaja imbuh Siswanto.

 

sumber : http://life.viva.co.id