Pembatasan BBM Subsidi, Nelayan Mengaku Rugi
Ilustrasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Foto : Wikipedia |
Padang, Sumatera Barat - Semenjak diberlakukannya pembatasan penjualan Bahan Bakar Minyak
(BBM) jenis Solar dan Premium bersubsidi membawa dampak tersendiri, terutama
bagi nelayan. Salah satunya terlihat pada SPBU yang terdapat pada kawasan
Ranah, Kota Padang.
Para nelayan harus rela mengantri dari pagi hingga siang hari
untuk membeli BBM subsidi jenis Solar untuk melaut. Nelayan mengaku takut tidak
sanggup membeli BBM non bersubsidi yang dijual dari pukul 18.00 WIB hingga
06.00 WIB tersebut.
“Saya takut tidak kebagian BBM bersubsidi pak, kalau yang tidak
bersubsidi kan mahal pak. Sekarang saja saya rugi Rp.200 ribu setiap harinya
semenjak pemberlakuan aturan tersebut pak,” kata Saidina Abubakar, salah
seorang nelayan saat mengantri BBM di SPBU Ranah, Kota Padang, Jumat (7/8).
Ditambah lagi, kata Saidina penjualan BBM bersubsidi juga
dikurangi sebanyak 20 persen. “Iya, tambah tinggi lah pengeluaran kita, apalagi
kita hidup sebagai nelayan ini sangat membutuhkan Solar pak,” jelasnya.
Untuk diketahui, pembatasan penjualan BBM bersubsidi di Kota
Padang sendiri telah mulai berlaku pada 4 Agustus untuk jenis Solar. Sedangkan,
6 Agustus untuk BBM jenis Premium.
Namun, pemberlakuan aturan tersebut hanya terdapat pada lima SPBU
di Kota Padang yang terdapat di kawasan Bypass, Ranah, Muara Padang, Bandar
Buat dan Pisang.
Posted by Ikhwan
on 19:59. Filed under
Berita padang,
Berita Terbaru
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response