Mungkin tidak sedikit orang yang sering menanyakan hal ini ketika berhadapan dengan konflik terhadap pasangan. Permasalahan seperti perselisihan pendapat dan opini memang bisa menjadi bagian dari kehidupan remaja yang masih berpacaran atau pun juga terjadi pada orang dewasa yang sudah menikah. Perseilisihan yang buruk dapat menjadi semakin besar dengan tidak adanya sikap positif dari salah satu individu. Meskipun, tidak sedikit juga yang meskipun telah menyeselsaikan masalah yang satu, namun harus dihadapkan kembali dengan permasalahan lainnya dengan pasangannya.

Bagaimana cara menyelesaikan masalah?

Walau bagaimanapun, setiap pasangan pastinya menginginkan sebuah solusi yang berdampak baik bagi kedua belah pihak, apapun jenis permasalahannya. Rasa ingin 'memenangkan' pendapat pada masing-masing individu dari pasangan, dapat memperburuk konflik yang ada, tanpa berhasil mencari sebuah solusinya. Cobalah untuk bersikap win-win solution, yang bisa meredam ketegangan yang terjadi dengan pasangan Anda.

Cobalah untuk memahami pemikiran dan kondisi dari pasangan. Hal ini akan lebih memudahkan Anda dalam mencari jalan keluar dan memberikan pemikiran positf bagi diri Anda. Hal ini juga dapat membantu Anda untuk memberikan solusi yang terbaik bagi Anda dan pasangan. Mengalah untuk diam, bukan berarti Anda 'kalah'. Namun, Anda hanya akan memberikan waktu bagi diri Anda sendiri untuk berfikir secara lebih positif dari akar permasalahan hingga pencapaian solusinya. Walaupun, terkadang banyak individu yang merasa bahwa pasangannya lah yang 'salah', namun bukan berarti dengan begitu Anda harus bersikukuh dengan memberikan tudingan secara langsung pada pasangan Anda. Cobalah untuk lebih bersikap bijak dalam mengkritik pasangan Anda secara lembut dan positif. Hindari untuk bersitegang dengan menggunakan intonasi nada tinggi, sehingga dapat meredamkan ketegangan suasana yang bisa saja berakibat fatal, karena masing-masing mempertegas opininya sendiri.

Coba untuk menanyakan pada diri Anda sendiri, apakah kita menyadari bahwa kita melihat dunia melalui paradigma dan perspektif kita sendiri? Dan, apakah kita juga menyadari bahwa pasangan kita bisa saja menafsirkan perspektif yang berbeda dengan yang kita punya? Apakah kita siap untuk mendengarkan dan memahami pasangan kita sebelum kita meminta untuk di pahami? Dan seberapa sering, perbedaan pendapat ini didiskusikan dengan pasangan Anda dengan diskusi santai? Dengan menjawab beberapa pertanyaan singkat ini, Anda bisa untuk memulai merubah pola pikir dan sikap Anda terhadap pasangan. Bukan tidak mungkin, hal ini dapat menjadikan perkembangan diri sendiri bagi Anda, juga pasangan Anda kelak dalam membina hubungan keluarga yang harmonis.