Reyog di Pondok, kelurahan Tirtomartani, kecamatan Kalasan-DIY
KawandNews.com-Reyog ini merupakan suatu
tarian rakyat tradisional yang turun temurun. Bagi Reyog di Pondok tidak ada
seorang pun yang bisa menjelaskan sejak kapan berdirinya. Sebab penduduk tertua
di dukuh itu lagi pula sebagai penari Reyog yaitu bapak Arjopawiro, dia tinggal
menerima warisan dari generasi sebelumnya. Sekarang Reyog ini berfungsi hanya
semata-mata sebagai tontonan untuk umum yang tidak pernah diadakan tarikan
biaya bagi para penontonnya. Pada waktu dahulu berfungsi pula sebagai pengawal
untuk memeriahkan iring-iringan temanten atau anak supit (khitanan). Juga untuk kepentingan pelepas nadir atau midhang ke pasar.
Reyog
biasanya dipertunjukkan pada waktu siang hari, dengan memakan waktu sampai 5
jam. Sebagai tontonan biasanya diselenggarakan di halaman rumah atau di
lapangan pada waktu pagi sampai siang hari, mulai jam 07.00 hingga jam 12.00,
atau siang sampai sore hari antara jam 12.00 sampai selesai jam 17.00. Sebagai iringan
tari itu dipergunakan instrument bendhe
3 buah, kecer sebuah, dhodhog 4 buah, angklung sebuah dan
sebuah suling. Iringan ini ditempatkan menjadi satu dengan penarinya, di dalam
lingkaran para penonton. Jumlah penarinya ada 10 orang terdiri dari laki-laki
semua. Umur mereka rata-rata 30 tahun. Penari termuda berumur 20 tahun,
sedangkan yang tertua berusia 40 tahun. Pembagian peran dalam tarian itu
sebagai berikut. Mestir (pengajen) 2
orang, pembawa bendera 4 orang, penari kuda 2 orang, dan penari topeng 2 orang.
Topeng dibuat dari kayu dan hanya menutup sebagian dari muka penari saja. Reyog
termasuk jenis tarian kelompok berpasangan, menggunakan desain lantai
lingkaran, lurus dan lengkung. Posisi kaki tarian itu umumnya terbuka, posisi
lengannya sedang. Penari tidak menggunakan rias muka, dahulunya tanpa memakai
baju, badan diberi lulur atal. Tetapi sekarang memakai baju,
tidak lagi memakai lulur. Sebagai
penutup kepala juga untuk membedakan status perannya yaitu iket dengan udheng gilig untuk mestir, iket
dengan songkok untuk membawa bendera,
dan iket saja untuk penari kuda. Penari ada yang membawa pedang (2 buah) dan sulak. Yang melakukan perangan hanya 4
orang, yaitu mestir melawan mestir dan penari kuda melawan penari kuda.
Posted by Unknown
on 00:13. Filed under
Informasi Terbaru,
Tentang Pendidikan
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response