penyalahgunaan narkoba
Penggunaan narkoba sejenis shabu kini sudah mulai meluas. Malah 
penggunaan barang berbahaya itu sudah menjadi komsumsi banyak kalangan 
dengan bebas di ruang publik, mulai dari kafe, hotel bahkan tanpa ragu 
dan malu seorang pilot maskapai penerbangan Lion Air menggunakan shabu.
Ironis memang, saat aparat kepolisian dan BNN tengah gencar 
‘membersihkan’ barang haram tersebut, justru barang tersebut akhir-akhir
 ini banyak dipergunakan kalangan pengendara termasuk pilot.
Lantas apa sebenarnya yang menjadi pemicu seorang terlebih yang 
berprofesi sebagai pilot untuk menggunakan shabu sebelum menjalankan 
pesawatnya.
Dan benarkah, seseorang akan lebih percaya diri jika menggunakan barang tersebut?
Mengonsumsi shabu memang memiliki efek 
tersendiri. Narkotika berbentuk kristal ini merupakan jenis 
memtafetamin, sehingga efek dari konsumsi shabu yakni terjadi 
peningkatan konsentrasi, semangat, dan daya tahan tubuh yang sangat 
tinggi.
Namun yang bahaya adalah ketika si pengguna tidak menggunakan shabu. 
Pada saat itu tentunya kondisi akan ngedrop, gairah menurun. Dengan kata
 lain Sakaw.
Pada dasarnya, efek shabu itu sebenarnya memiliki beberapa efek yang 
lantas menimbulkan beragam alasan mengapa si pengguna cenderung 
ketagihan bak ‘kristal’ dalam tubuh.
Berikut beberapa alasan yang membuat sebagaian kalangan bahkan seorang 
pilot sampai berani dan rela mempertaruhkan jabatannya hanya karena 
mengkonsumsi shabu beberapa jam sebelum penerbangan.
Euforia dan ekstase
Shabu murni berbentuk kristal putih. Ini merupakan golongan obat 
stimulan jenis metamfetamin yang satu turunan dengan amfetamin yang 
terkandung dalam pil ekstasi. Banyak orang menggunakan zat ini untuk 
mendapatkan efek psikologis.
Efek yang paling diinginkan adalah perasaan euforia sampai ekstase 
(senang yang sangat berlebihan). Obat ini juga menimbulkan efek 
meningkatnya kepercayaan diri, harga diri, dan peningkatan libido. 
Pemakai shabu bisa tampil penuh percaya diri tanpa ada perasaan malu 
sedikit pun dan menjadi orang yang berbeda kepribadian dari sebelumnya.
Salah satu yang mungkin menarik banyak orang untuk memakai zat ini 
adalah pemakaian zat ini tidak dibarengi dengan efek menurunnya 
kesadaran akibat zat tersebut. Tidak seperti pemakai heroin atau ganja, 
pemakai shabu dapat membuat dirinya untuk tetap membuat terjaga dan 
konsentrasi.
Selain efek yang menyenangkan di atas, sebenarnya shabu juga membuat 
timbulnya gejala-gejala psikosomatik, paranoid, halusinasi, dan 
agresivitas. Kelebihan pemakaian obat ini akan membuat orang menjadi 
mudah tersinggung dan berani berbuat sesuatu yang mengambil risiko.
Jika melihat efeknya yang menyenangkan di atas, terutama berkaitan 
dengan percaya diri tampil dan peningkatan keberanian, maka tidak heran 
banyak artis yang senang menggunakannya. Dengan alasan ingin menambah 
proses kreatif, shabu pun terkadang digunakan.
Satu lagi alasan memakai shabu adalah membuat orang tidak ingin makan. 
Tidak heran, zaman dulu obat golongan ini juga banyak digunakan untuk 
melakukan diet walaupun saat ini sudah ditinggalkan karena efek 
ketergantungan dan kerusakan otak.
Efek terhadap fisik
Pemakaian shabu, apalagi yang berlebihan, menyimpan potensi bahaya 
besar untuk kesehatan fisik. Efek stimulan pada obat ini menyebabkan 
kerja jantung dan pembuluh darah tubuh menjadi berlebihan. Peningkatan 
tekanan darah, baik sistolik maupun diastolik, sangat nyata pada 
penggunaan shabu.
Hal ini akan dibarengi tentunya dengan denyut jantung yang kencang. 
Tidak heran jika jenis narkotika ini akan membawa dampak sangat 
berbahaya bagi penderita hipertensi atau darah tinggi.
Sering kali juga didapatkan efek peningkatan suhu tubuh yang tinggi 
sehingga menyebabkan demam luar biasa bagi penggunanya. Peningkatan suhu
 tubuh yang berlebihan sangat berbahaya karena juga sangat memengaruhi 
otak dan dapat menimbulkan kejang.
Ketergantungan
Adalah pendapat yang sangat salah jika mengatakan pemakaian shabu 
tidak membuat pemakainya ketergantungan. Pendapat yang salah tersebut 
mungkin karena didasari pengalaman para pemakai yang tidak merasakan 
efek putus zat setelah pemakaian yang hanya sesekali.
Pemakaian narkotika jenis shabu kebanyakan pada saat pesta atau clubbing
 yang biasanya pada akhir pekan. Namun jangan salah, penggunaan sesekali
 ini pun bisa menimbulkan kerusakan otak yang mengarah pada pemakaian 
yang terus-menerus dengan dosis yang semakin tinggi.
Pemakaian shabu secara terus-menerus pada akhirnya akan menimbulkan efek
 putus zat jika si orang tersebut sudah tidak memakai lagi. Apa yang 
terjadi jika si orang tersebut tidak memakai lagi adalah efek kebalikan 
dari efek psikologis yang tadinya didapatkan.
Perasaan lelah berlebihan, kecemasan yang luar biasa, tidak merasa 
percaya diri, dan terkadang ide paranoid yang muncul sampai gejala 
psikosis alias sakit jiwa berat [sumber: fajar]
 Posted by Ajeng Tiara Rihardini 
										 on 13:25. Filed under 
										 
tips cowok dan cewek
.
										 You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
										 Feel free to leave a response
		
										 Posted by Ajeng Tiara Rihardini 
										 on 13:25. Filed under 
										 
tips cowok dan cewek
.
										 You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
										 Feel free to leave a response
										 



