Istilah-istilah Yang Berkaitan Dengan Drama
KawandNews.com - Untuk memberikan sedikit gambaran bagi pembaca, maka istilah-istilah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a.Drama Pendidikan
Drama pendidikan disebut juga drama didaktis. Pada abad pertengahan digelar lakon pelaku-pelaku yang digunakan untuk melambangkan kebaikan dan keburukan, kesetiaan, harapan, persahabatan/permusuhan, petualangan, dan sebagainya. Tokoh-tokoh itu sebagai teladan bagi pembaca/penonton. Dengan demikian, melalui drama dapat dilangsungkan proses pendidikan.
Drama sejenis ini hanya indah jika dibaca. Para sastrawan yang bukan sekaligus sramawan biasanya menulis ”closed drama” dengan bahasa indah tetapi kemungkinan pementasannya kecil. Dialog yang indah bahasanya biasanya kurang hidup jika dipentaskan karena tidak menirukan kenyataan percakapan antar tokoh dalam kehidupan sehari-hari, atau dengan kata lain kurang memenuhi prinsip-prinsip pragmatik atau kontak bahasa.
c.Drama Teatrikal (Drama untuk Dipentaskan)
Menurut kodratnya, semua naskah drama seharusnya dipentaskan. Namun dalam closed drama, kemungkinan untuk dipentaskan itu kecil karena struktur lakon dan cakapannya tidak mendukung pementasan. Dalam drama teatrikal nilai literaternya mungkin tidak tinggi, namun kemungkinan untuk dapat dipentaskan sangat tinggi. Drama teatrikal memang diciptakan untuk dipentaskan.
d.Drama Romantik
Jenis drama romantik ditulis pada zaman romantik, yakni mulai nilai akhir abad 18 hingga awal abad 19. Drama-drama Jerman karya Schiller dapat diklasifikasikan sebagai drama romantik. Jenis drama ini disebut juga drama puitis, drama lirik, dan juga drama drama atau drama berbentuk sajak. Sifat romantik drama ini terletak pada sifat lakon dan para pelakunya. Drama macam ini biasanya menggambarkan kisah percintaan, petualangan, cita-cita yang muluk-muluk yang semuanya memperlihatkan betapa menonjolnya unsur perasaan.
e.Drama Adat
Drama adat mementingkan penggambaran adat istiadat di dalam suatu masyarakat atau daerah atau suku tertentu. Dalam hal ini drama tidak boleh bersifat imajinatif sepanjang memotret adat suatu daerah. Tata cara hidup, cara berpakaian, cara mengungkapkan sesuatu, adat perkawinan, pemakaman, dan sebagainya harus diungkapkan sejujur mungkin karena merupakan potret adat suatu tempat/masyarakat. Pelaku dan ceritanya dapat bersifat imajinatif/masyarakat, namun potret adat tidak boleh demikian.
f.Drama Liturgi
Pada awalnya, drama ini digunakan sebagai sarana upacara. Yang dimaksud dengan drama Liturgi ialah drama yang dikaitkan dengan pelaksanaan upacara agama, baik dalam liturgi inti, maupun hanya sebagai alat memperoleh daya tarik saja. Upacara liturgi dalam agama Katolik banyak menggunakan prinsip-prinsip drama. Demikian juga pada perayaan-perayaan keagamaan seperti Hari Raya Jum’at Agung, Perayaan Jalan Salip, Hari Raya kamis Suci, dan sebagainya. Kerap kali diadakan pertunjukan drama liturgi untuk menghidupkan suasana.
g.Drama Simbolis
Drama simbolis atau drama lambang ialah drama yang menggunakan lambang-lambang, artinya pelukisan lakon tidak langsung ke sasaran. Kejadian yang dilukiskan dipergunakan untuk melambangkan kejadian lain. Namun pelaku tertentu digunakan untuk melambangkan tokoh lain dalam masyarakat.
h.Monolog
Monolog lazim kita jumpai dalam masyarakat. Pelawak-pelawak dalam ludruk dan ketoprak biasanya melakukan monolog sebelum partner mainnya datang. Dalam ludruk, pelawak akan menyanyi ”jula-juli” dulu sendirian, kemudian melakukan monolog, baru kemudian datanglah partner mainnya. Demikian juga halnya dalam Ketoprak, Wayang Kulit, dan Wayang Orang. Dalam Wayang Kulit bahkan seluruh lakonnya dipentaskan secara monolog.
i.Drama Lingkungan (Teater Lingkungan)
Drama lingkungan disebut juga teater lingkungan, yakni jenis drama modern yang melibatkan penonton. Dialog drama dapat ditambah oleh pemain sehingga penonton dilibatkan dengan lakon. Tujuan utama teater lingkungan adalah buat tontonannya akrab dengan penonton.
j.Komedi Intrik (Intrique Comedy)
Komedi intrik adalah jenis komedi yang mengundang tawa secara langsung melalui penciptaan situasi yang lucu dan bukan dari watak atau dialognya. Mungkin dialognya tidak lucu, tetapi ceritanya menciptakan situasi lucu sehingga melahirkan komedi intrik.
k.Teater Mini Kata
Goenawan Mohamad menyebutnya teater mini kata, sedangkan C. Noer menyebutnya teater primitif. Pada hakikatnya, seperti halnya namanya, drama mini kata adalah jenis drama dengan menggunakan kata-kata semini mungkin.
l.Drama Radio
Drama radio mementingkan dialog yang diucapkan lewat media radio. Jenis drama ini biasanya direkam melalui kaset. Pada tahun 70-an, drama radio berbahasa Jawa pimpinan Sumardjono dari RRI Yogyakarta sangat terkenal. Saat ini drama radio berbahasa Indonesia denga judul ”Saur Sepuh”, popularitasnya melebihi drama-drama Sumardjono. Drama radio ”Saur Sepuh” merebut hati para pendengar dari berbagai lapisan masyarakat.
Posted by Anggar Tombak
on 00:34. Filed under
Tentang Pendidikan
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response