Wisata Pantai Di Bali yang Indah
KawandNews.com - Bali memiliki segudang pantai. Namun, turis umumnya masih memadati pantai-pantai bagian selatan. Padahal ada banyak pantai, salah satunya adalah Pantai Lebih yang memiliki panjang hingga 1,8 kilometer.
Apa ciri khasnya? Jejeran warung-warung makanan khas Desa Lebih. Tentu saja tema utamanya adalah hidangan laut. Ikan tenggiri, ikan tuna, hingga ikan marlin, diolah menjadi menu makanan yang enak.
Pantai Lebih cocok menjadi destinasi wisata kuliner maupun tempat peristirahatan sejenak. Dengan pemandangan ke lepas pantai timur Bali, pasir hitam yang eksotis, aroma satai lilit yang dibakar, cocoklah Pantai Lebih menjadi tempat wisata.
Bisa dibilang, Pantai Lebih cocok menjadi rest area atau tempat peristirahatan karena aksesnya yang berada di tengah-tengah Jalan Ida Bagus Mantra. Jalan ini menghubungkan Denpasar dan Kabupaten Karangasem, berada di sisi timur Bali.
"Ciri khas kuliner lokal serba ikan, seperti sate laut, sate lilit dengan bumbunya khas Desa Lebih, bakso laut atau bakso ikan, dan pepes," tutur Badan Pengelola Desa Pakraman Lebih, I Gde Pageh Yasa.
Ada lebih dari 20 warung di pantai ini, belum termasuk pedagang ikan segar. Ya, penduduk lokal umumnya adalah nelayan. Setiap harinya ikan segar mudah didapat.
Namun, dulu warung-warung di Pantai Lebih masih terkesan berantakan. Belakangan, tepatnya sejak sebulan lalu, warung-warung ditata rapi di tepian jalan masuk ke Pantai Lebih. Warung permanen dengan lantai keramik.
Jalan masuk pun dibuat lebar, bahkan terdapat mini market di Pantai Lebih. Hanya saja, akibat abrasi sejak lama, pantai pun terkikis. Di tepian terdapat batu-batu penahan gelombang yang baru dibangun sejak setahun lalu.
Penggemar wisata budaya dan fotografi pun cocok mampir ke pantai ini. Sebab, pantai ini biasa dijadikan tempat upacara keagamaan seperti melasti.
Di waktu-waktu tertentu, pantai akan dipenuhi orang-orang yang beribadah, melarung sajen ke laut. Corak cantik kebaya, pakaian adat Bali yang khas, wewangian dupa, dan warna-warni sajen serta bunga-bunga, tambahan lagi latar belakang laut lepas, hanya akan menghasilkan foto yang cantik.
"Tapi, setiap hari banyak juga dikunjungi orang untuk urusan spiritual. Dan, ada keistimewaan dengan pasir hitamnya, orang yang sudah berumur senang berendam di dalam pasir untuk kesehatan," tutur Yasa.
Tentu karena laut, wisata bahari menjadi andalan. Surfing di Pantai Lebih sudah tak asing, baik oleh penduduk lokal maupun turis asing terutama Australia. Sekedar berenang dan memancing juga menjadi andalan wisata di Pantai Lebih.
Menurut Gde Bayangkara dari Dinas Pariwisata Gianyar, Desa Lebih sendiri memiliki daya tarik berupa kerajinan khas penduduk setempat. Kerajinan tersebut adalah tikar dari pandan dan batu sikat.
Akses dan akomodasi
Pantai Lebih berada di Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali. Pantai ini sangat dekat dengan kota Gianyar, yaitu sekitar 4 kilometer.
Sementara dari Bandara Ngurah Rai berjarak sekitar 36 kilometer. Pantai ini mudah diakses melalui Jalan Ida Bagus Mantra, jalan bypass yang menghubungkan Denpasar dengan Karangasem.
Dari pusat keramaian Ubud, jaraknya pun sangat dekat, mudah dicapai dengan sepeda motor. Akses yang mudah menuju Pantai Lebih ini tergolong baru. Sekitar lima tahun yang lalu, Pantai Lebih tak mudah dijangkau.
Sejak adanya Jalan Bypass, Pantai Lebih seakan terbuka bagi wisatawan Bali. Sayang, kunjungan turis masih minim. Masih mengandalkan turis limpahan dari Ubud.
"Turis tumpahan dari Ubud, yang melepas jenuh, karena di sini masih alami. Jalan ini (Jalan Ida Bagus Mantra) baru, dulu kendalanya di situ," ungkap Yasa.
Sementara itu, Bayangkara mengakui untuk penginapan di Desa Lebih atau dekat Pantai Lebih belum ada. Memang ada banyak vila di sekitar pantai, namun vila-vila tersebut merupakan vila pribadi.
"Kunjungan turis masih sedikit di sini," kata Bayangkara.
Oleh karena itu, pihaknya berharap ada investasi di bidang pariwisata di Desa Lebih untuk semakin memajukan Desa Lebih. Apalagi secara akses, saat ini Pantai Lebih sangat mudah dijangkau.
"Pantai Lebih dekat dengan Taman Safari. Bisa saja tamu menginap di Taman Safari, wisata kulinernya di sini," kata Bayangkara.
Ya, asap sate yang dibakar membumbung, menggoda hidung dan menerbitkan air liur. Di tengah deburan ombak dan wewangian dupa. Inilah wajah Bali yang begitu alami dan telah lama dirindukan pelancong Bali yang terbiasa dengan keriuhan pusat wisata di selatan Bali.(kompas.com)